11 April 2008

Banking

Jaminan Vs. Kredit Bank Kredit dari artinya sendiri adalah kepercayaan (credo), tidak ada kepercayaan berarti tidak ada kredit. Untuk mendapat kepercayaan banyak hal bisa ditunjukkan, salah satunya memberikan jaminan. Jaminan = Aset? Bisa iya, bisa juga tidak. Ilustrasi saja, katakanlah kita punya anak perempuan yang sudah beranjak dewasa dan cukup matang hidupnya. Suatu hari ada pemuda yang melamar anak kita untuk dijadikan istrinya. Kira-kira anda percaya untuk menyerahkan anak kita kepada pemuda tersebut? Apa kita langsung memberikan persetujuan, begitu sang pemuda memberikan jaminan berupa asset? He..he… Tentu tidak hanya sekedar asset, yang membuat kita percaya bahwa anak kita akan bahagia dan langgeng perkawinannya. Tentu saja kita perlu meminta waktu untuk memutuskannya. Kita harus tahu latar belakang, kepribadian/karakternya, kapasitas dirinya, Kesehatannya, modal/profesinya dll. Nah setelah kita mengetahui semuanya, mungkin kita bisa memutuskannya mengawinkan anak kita dengan pemuda tadi atau tidak. Ilustrasi diatas juga sama seperti kita ketika mengajukan kredit dibank. Tidak serta merta begitu ada jaminan aset walaupun sangat besar sekali belum tentu anda akan disetujui. Banyak hal yang menjadi pertimbangan bank untuk memutuskannya. Secara umum penilaian bank ada pada 5C yaitu Caracter, Capasity, Capital, Condition of economy dan yang terakhir adalah colateral atau jaminan. Carakter, menjadi orang baik dan jujur itu wajib hukumnya bagi pebisnis. Nama kita sekali tercoreng, dalam dunia bisnis akan cepat meluas. Dunia bisnis adalah dunia rantai ekonomi yang saling menguatkan. Begitu ada informasi yang berpotensi merugikan, secara otomatis komunitas bisnis akan pada tahu semua. Apalagi bank, mudah sekali mengetahui anda ini tukang ngemplang atau tidak. Cukup masukkan data anda, maka data dari BI (kalau anda black list) akan langsung muncul dikomputer mereka. Pihak leasing, suplier maupun buyer pun akan mudah memberikan informasinya. Biasa, orang sakit hati pasti berusaha ingin membalasnya. Untuk itu berhati-hatilah menjaga nama anda. Capasity, kemampuan anda sebagai seorang pebisnis bagaimana menjalankan bisnis usahanya. Kemampuan ini wajib anda miliki baik implisit maupun secara ekplisit untuk ditunjukkan kepada relasi bisnis anda. Bagaimanapun juga relasi akan selalu melihat kemampuan anda ketika memutuskan untuk menjalin hubungan bisnis dengan anda. Kemampuan memenuhi order, history perusahaan, kesehatan perusahaan, pengalaman perusahaan merupakan indikatornya. Makanya tidak heran bank biasa menolak pengajuan kredit nasabahnya bila umur usahanya belum mencapai 2 tahun (walaupun tidak selalu, kasuistis). Capital, namanya pengusaha ya harus punya modal bisa modal hutang, dikasih mertua atau modal dengkul he..he… Struktur permodalan pengusaha terdiri dari komposisi antara modal sendiri, pinjaman bank dan pinjaman lainnya. Modal sendiri, ya modal punya kita sendiri plus modal rekan usaha kalau ada. Pinjaman bank, pinjaman dari bank baik pinjaman untuk modal kerja atau untuk ivestasi. Pinjaman lain bisa berasal dari leasing, rentenir, atau dari koperasi dll. Sampaikan saja struktur modal kita kepada bank, tidak masalah apabila anda ternyata masih ada hutang dibank lain. Tidak tabu untuk memperoleh pinjaman dari bank lain, selama cash flow kita bagus. Bank juga sudah memperhitungkan, apabila akan memberikan kreditnya meskipun kita sudah mendapat fasilitas kredit dari bank lain. Condition of economy. Pengaruh kondisi tertentu terhadap kelangsungan usaha, seperti perkembangan ekonomi moneter, keuangan, perbankan dan berbagai kebijakan nasional maupun internasional. Maksudnya, anda bisa saja tidak mendapat kredit dikarenakan kondisi ekonomi yang tidak stabil. Bisa saja kalau anda diberi kredit malah menjadi macet, karena produk anda tidak laku karena daya beli masyarakat menurun. Apabila anda tidak disetujui kreditnya belum tentu yang salah anda, bisa jadi banknya. Berbagai regulasi, tidak stabilnya ekonomi, dan NPL bank yang tinggi membuat bank tersebut stop memberikan kredit di masyarakat. Colateral, untuk meminimalkan resiko bank akan meminta jaminan kepada kita. Jaminan sebenarnya merupakan second way out apabila kredit kita bermasalah. Jaminan memang perlu, bagaimanapun itu uang masyarakat yang dipinjamkan kepada kita. Jaminan itu banyak jenisnya bisa berupa jaminan personal, bangunan, tanah, perkebunan, pabrik, kapal, mobil, mesin, emas, deposito atau tabungan, tagihan/piutang, saham, stock/persediaan barang, purchase order, Surat Perintah Kerja, Surat Potong Gaji, penjaminan dari Askrindo, penjaminan dari PSPU, penjaminan dari Depkop atau Deptan dll. (mengenai jaminan, akan saya jelaskan disesi nanti). Saya harap anggapan bahwa kredit selalu dan pasti disetujui apabila dijamin oleh asset dapat memudar setelah membaca paparan diatas. Prinsipnya bank itu sama dengan kita, apa mau anak perempuan kita dinikahi pemuda hanya karena ada jaminan asset?
Kredit di Bank Istilah kredit memang sering kita dengar dalam keseharian kita. Mau beli rumah pake kredit, beli motor pake kredit, untuk usaha juga pake kredit. Anehnya dengan kata tersebut yang kelihatannya sangat popular, ternyata tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkannya. Dan lucunya, ada sebagian orang yang menganggap bahwa bank hanya tempat untuk menabung dan mengirim uang saja. Pernah suatu hari saya bertemu teman kuliah, kami ngobrol apa saja dari anak sudah berapa, tinggalnya dimana, dan lain-lain (maklum ada sekitar 6 tahun kami tidak bertemu) selanjutnya obrolan merembet tentang apa usaha kita masing-masing. Teman saya tersebut mengeluh tentang usahanya bahwa saat ini sedang membutuhkan suntikan modal untuk ekspansi usaha. Lalu saya menanyakan mengapa tidak mengajukan permohonan penambahan modal ke Bank saja? Dia menjawab, katanya susah kalau mengajukan penambahan modal ke bank. Saya balik bertanya kenapa susah? kan usaha cukup prospek dan kemampuan untuk bayar juga ada, tentunya ini juga peluang bisnis buat bank. Tidak ada orang dalam, sambungnya. Tidak ada orang dalam pikir saya? Ternyata jawaban teman saya tersebut berdasarkan pengalaman orang tuanya yang juga menekuni bisnis ketika berhubungan dengan bank, ada semacam perantara yang menghubungkannya ke bank. Jawaban teman saya ini ternyata sering juga saya temukan dibeberapa kalangan bahwa apapun urusannya, dilembaga manapun apabila ingin lancar berhubungan harus selalu ada koneksi. Secara umum memang benar bahwa di Indonesia, pelayanan publik sangat rendah sekali. Praktek perkoncoan, praktek melayani bagi yang mampu memberikan keuntungan diri sendiri, praktek pemberian ucapan terima kasih adalah sesuatu yang sudah jamak di Indonesia terutama dijalur birokrasi. Tapi itu dulu, sehubungan dengan kritis dan majunya pemikiran orang hal tersebut perlahan-lahan sudah memulai memudar. Hal ini pun sudah saya rasakan ketika saya mengurus permohonan pembuatan surat keterangan di kantor kepolisian, tidak ada lagi pungutan biaya dan kami juga diperlakukan sebagaimana layaknya seorang tamu dan juga sahabat. Kembali keatas mengenai apabila kita ingin berhubungan dengan bank harus menggunakan koneksi, saya kira saat ini juga sudah tidak berlaku. Bagaimana mungkin mereka hanya akan melayani nasabah yang punya koneksi sedangkan persaingan antar bank semakin ketat. Memang hal ini tidak banyak juga masyarakat yang mengetahui, mereka pikir bahwa bank adalah lembaga bertele-tele berkaitan dengan administrasi. Seandainya masyarakat tahu bahwa bank mempunyai kewajiban sebagai berikut : · Bank mempunyai target besaran pertahunnya untuk melemparkan kredit. Artinya setiap lini operasional insan perbankan mempunyai kewajiban untuk memberikan kredit kemasyarakat setiap tahun sesuai dengan targetnya. Artinya apabila tidak mencapai target, konduite karyawan atau pimpinan cabang atau kepala divisi atau juga direktur juga jadi menurun atau malah bisa digeser. · Bank mempunyai target untuk memperoleh laba setiap tahunnya. Jadi bagaimana mungkin tidak melempar kredit, apabila laba yang diperoleh berasal dari pelemparan kredit ke masyarakat? Lalu dengan apa mereka nantinya membiayai biaya operasional, gaji, promosi dan memberikan dividen kepada pemegang saham apabila tidak ada pelemparan kredit? · Saat ini bank berlomba-lomba membujuk nasabah untuk menabung dibanknya. Lalu bagaimana mereka akan membayar bunga untuk penabung jika tidak ada kredit yang diberikan ke masyarakat. Ingat, usaha bank di Indonesia saat ini adalah memutar dana penabung untuk dilempar dalam bentuk kredit kepada masyarakat. · Saat ini UMKM layaknya gadis cantik, dimana-mana orang pada membicarakan tapi anehnya perhatian dan kontribusi perbankan untuk akselerasi usaha sektor UMKM sangat minim dibanding dengan pembiayaan ke sektor korporat. Untuk menjembatani hal tersebut pemerintah saat ini memaksa pihak perbankan agar tidak menganaktirikan sektor UMKM. Porsi UMKM dalam business plan mereka harus ditingkatkan, yang artinya porsi kredit untuk masyarakat juga harus banyak dikucurkan. Nah setelah melihat alasan diatas (sebenarnya masih banyak alasan), masih adakah pertanyaan : Bagaimana cara mengajukan kredit diBank? Ayo kita ramai-ramai datang ke Bank!!!

10 Maret 2008

Mengapa King Kong digunakan untuk nama KeRa atau MonyeT RaKsAsA? Mengapa tidak digunakan nama GreAt aPe, King MoNKeY, GiAnT Ape, GiAnT MoNKeY, atau yg lainnya? Menurut ahli bahasa, kata King Kong berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Latin, yg artinya Raja Monyet. King artinya Raja(bahasa inggris) dan Kong artinya Monyet (bahasa latin). Berikut adalah kata-kata yang terkait dengan Kong : 1. Kong Kali Kong : Artinya : banyak monyet! Bayangin, Monyet dikalikan dengan Monyet! 2. Kong Res (Kongres) : Artinya : Monyet Ngumpul! Res singkatan dari Residu, sisa yang terkumpul. 3. Kong Kow : Artinya : Monyet Gaul! Kow dari bahasa mandarin non-formal yang artinya main, bergaul, atau ngerumpi. 4. Ngong Kong : Artinya : Monyet Jongkok! Ngong artinya duduk atau jongkok dalam bahasa sansekerta. 5. Kong Guan : Artinya : Biskuit Monyet, atau biskuit kesukaan monyet! 6. Kong Lomerat : Artinya : Kumpulan besar Monyet! Glomerat artinya menggelinding menjadi bola yang besar. 7. Kong Si (Kongsi) : Artinya : Empat Monyet pengusaha! Si adalah bahasa mandarin yang artinya empat. 8. Cu Kong : Artinya : Monyet banyak duitnya! Cu artinya banyak duit menurut bahasa mandarin kuno yang sudah kadaluarsa. 9. Eng Kong : Artinya : Mbahnya Monyet! 10. Sing Kong : Artinya : Akar umbi ngumpet dalam tanah, karena takut ama monyet! Sing = singitan (bahasa Jawa) = ngumpet 11. Bo Kong : Artinya : Bagian tubuh belakang monyet di bagian bawah yang kelihatan bengkak. Bo = aboh (bahasa Jawa) = bengkak 12. JerangKong: Artinya : Kerangka Monyet! Jerang = tulang belulang menurut bahasa antah berantah. 13. Bang Kong : Artinya : Monyet bangun kesiangan! Bang = singkatan dari bangun. Have a positive day!!!