06 Desember 2007

Ryo Birth..

Novendra Ryo Abhinaya
Ryo Birth.. Pada Rabu malam tanggal 28 November 2007 kami berdua berencana menginap di rumah baru di Puncak Solo. Entah kenapa malam itu istriku sangat ingin bermalam di rumah mungil kami walaupun usia kandungan sudah “matang” dan cuaca saat itu awan mendung. Setelah mandi kami berdua berangkat ke Puncak Solo yang hanya berjarak sekitar 3 Km dari rumah mertua. Setelah sampai kami langsung makan malam dengan menu sederhana yang sudah kami persiapkan sebelumnya dan sesudah makan istriku baring santai di kasur sedangkan aku keluar rumah untuk menghisap rokok. Setelah beberapa saat berlalu, istriku buang air kecil dan saat itulah dia merasakan ada tanda-tanda awal kelahiran dan segera memberitahuku. Langsung saja kita berdua kembali ke rumah mertua dengan perasaan sedikit was-was karena maklum baru anak pertama. Setelah sampai dirumah mertua aku langsung menghubungi salah seorang perawat RS.dr.Oen untuk menanyakan kondisi istriku dan kami sedikit lega karena menurut perawat, itu baru tanda awal dan disarankan untuk tidak buru-buru ke Rumah Sakit dulu.. dan memang benar sampai dengan pagi harinya tidak terjadi tanda-tanda kelahiran lagi. Pagi harinya tanggal 29 November 2007, seperti biasa aku bangun jam 05.00 pagi dan bersiap untuk berangkat ke kantor, sedangkan istriku baru saja menjalani cuti hamil. Ketika berangkat aku tanyakan lagi kondisi istriku dan dia menjawab baik-baik saja. Setelah sampai di kantor aku bekerja seperti hari-hari biasa, ketika waktu istirahat tiba aku merasa ingin pulang untuk makan siang bersama sekaligus melihat kondisi istriku setelah ada tanda-tanda kemarin malam. Siang itu kami berdua makan siang bersama dengan menu sederhana yang sudah kusiapkan dari kantin kantor dan ternyata kondisi istriku normal-normal saja, sehingga dengan tenang aku kembali ke kantor yang berjarak kurang lebih 5 Km dari rumah mertua. Waktu itu pukul 12:47 aku berangkat dari rumah mertua dan sampai di kantor sekitar pukul 13:00 kembali bekerja seperti biasa. Sekitar pukul 13:00 lebih beberapa menit kemudian Hp_ku berdering dan ternyata telpon dari istriku yang memberi kabar kalau air ketubannya sudah keluar banyak dan kusarankan untuk segera telpon Ibu dan Adik agar cepat ke Rumah Sakit. Setelah telpon ditutup aku langsung minta ijin untuk pulang. Sepeda motor vega R tahun 2005 yang sudah 2 tahun kunaiki ku geber habis-habis (walau ga bisa lari..: p) , bahkan ada beberapa lampu merah yang kuterjang.. jalan terus, didepan ada polantas wajahnya begitu bringas tangkap aku... eeiit kog jadi Iwan Fals? ..Setelah bertarung dijalanan akhirnya aku sampai dirumah mertua dengan mencatat waktu kurang dari 9 menit! Setelah bersiap taksi datang dan istriku bersama Ibu dan Adik perempuanku berangkat ke rumah sakit dr. Oen Kandang Sapi, sedangkan aku mengingat ingat apa saja yang perlu kubawa saat itu, sekaligus mengganti baju dan segera berangkat ke RS. Sesampainya di RS, karena gugup aku malah langsung menuju UGD (bukannya ruang bersalin..) dan disitu aku bertemu dengan kawan lama yang memang sudah lama bekerja di RS tersebut. Langsung tanpa basa basi dia mengantar aku menuju ruang bersalin. Disitu kutemui Ibu dan Adik perempuanku duduk di ruang tunggu. Aku langsung saja masuk keruang bersalin.. aku juga sempat bertanya pada salah seorang perawat dimana ruang tempat istriku berada dan segera menuju ruang tersebut, disitu kutemui istriku dalam keadaan baik-baik saja (hanya sedikit pucat). Waktu itu pukul 13:45, aku diminta untuk keluar karena istriku baru diperiksa. Sekitar pukul 14:15 aku kembali masuk ruang dan menemani istriku yang agak panik dengan proses kelahiran pertamanya. Dengan tenang aku memberinya semangat dan dorongan mental agar dia tidak berkecil hati. 15 menit berlalu aku diminta pihak RS untuk menandatangani surat pernyataan penanganan medik yaitu induksi atau biasa disebut obat pacu untuk kontraksi, karena menurut medis jika ketuban sudah keluar maka janin akan mendapat kontak dengan ”dunia luar” dan ini bisa mengakibatkan bayi keracunan atau infeksi. Sebelum aku menandatangani surat tersebut aku bertanya pada dokter apakah ada efek bagi janin? Apakah rasanya akan sakit sekali? Dan dokter menjawab bahwa induksi tidak berdampak atau tidak menimbulkan efek apapun pada janin, dan masalah rasa sakit, menurutnya sama saja dengan proses persalinan biasa, hanya bedanya ini dengan obat dan sebaliknya, namun rasanya sama. Meskipun dokter telah menjawab demikian, aku masih belum menandatangani surat itu sebelum menanyakan pada istriku. Setelah istriku mengangguk, surat itu segera kutandatangani dan kira-kira pukul 14:45 beberapa perawat datang untuk menyuntikkan anti infeksi dan beberapa obat lain. Pukul 15:00 tepat beberapa perawat kembali datang dan kali ini menyuntikkan obat pacu melalui botol infus. Dalam hitungan menit saja istriku sudah merasakan sakit yang sangat hebat, dan rasa sakit ini berlangsung tiap 5 sampai 10 menit sekali... waktu berjalan dengan suasana tegang, gugup, panik dan tentu saja rasa sakit yang meledak-ledak yang terlihat dari wajah istriku yang pucat kemerahan dengan irama nafas tidak menentu. Sebenarnya aku tidak tega melihat kondisi seperti ini, tapi aku berusaha tegar agar istriku juga kuat. Beberapa saat kemudian salah seorang perawat datang dan mengecek bukaan yang ternyata sudah bukaan 8 ke 9, lalu perawat itu pergi dan sebentar saja kembali dengan beberapa teman mendorong alat-alat untuk persalinan. Kira-kira pukul 17:28 perawat memberitahu kami bahwa dia sudah menghubungi dokter dan katanya menunggu sholat magrib dulu.. (memang saat itu bukaan belum penuh) ..masih dalam rasa sakit yang hebat waktu terus berjalan.. dan sekitar pukul 17:55 dokter sudah datang dan langsung saja saat mendebarkan dimulai, proses persalinan dimulai.. Inilah proses ”penciptaan” yang sungguh dahsyat yang memang kami nanti-nantikan berdua akhirnya tiba.. dokter terus memberi aba-aba untuk mengejan dan terus mengejan.. beberapa perawat membantu dengan cara mendorong janin agar keluar, sedangkan istriku terus mengejan dengan tangan yang terus kugenggam begitu erat.. Luar biasa!!! Tiba-tiba keluar seorang bayi mungil yang penuh lendir dan darah, disinilah kupetik sebuah hikmah bahwa memang benar ”Surga berada dibawah telapak kaki Ibu” dan sungguh, memang kita wajib menghormati orangtua kita terutama Ibu kandung kita yang telah berjuang melawan maut dan kesakitan yang begitu dahsyat pada saat melahirkan kita ke dunia ini.. Dan setelah dibersihkan, dicek, ditimbang, diukur... PUJI TUHAN anakku lahir dengan selamat dan normal dengan berat badan 3,5 kg, panjang 50 cm dan lengkap semuanya.. Saat kutulis tulisan ini anakku berusia 7 hari.. dan karena pada waktu anakku didalam kandungan aku selalu berdoa NOVENA setiap hari untuk memohon keselamatan, dan agar bayi lahir normal, lengkap, dan sehat. PUJI TUHAN semua dikabulkan!! Karena itu bayi ini kuberi nama NOVENDRA RYO ABHINAYA. Novendra untuk mengenang sekaligus berterima kasih karena kebaikan Bunda Maria mengabulkan permohonan Novena 3X Salam Maria; Ryo berarti anak dari Riwin dan Yosefin; Abhinaya (sansekerta) berarti anak yang selalu bersemangat dalam mencari ilmu dan kekayaan. Semoga Anak ini diberkati Tuhan dan menjadi anak yang selalu beruntung dan semua yang baik-baik ada didalam anak ini!! Aminn!! .

Tidak ada komentar: